02 July 2014

Gerabah di Penujak, sebuah Opini

Setelah lama tidak diupdate, okelah berikut admin mencoba menulis sebuah post terkait perkembangan yang telah terjadi di desa Penujak akhir-akhir ini.
Agak susah sih sebenarnya saat harus memutuskan untuk memulai darimana, karena sejak update terakhir sudah begitu banyak perkembangan yang terjadi didesa Penujak sejak beroperasinya Bandara Internasional Lombok (LOP) yang berlokasi di desa Penujak dan desa Tanak Awu.
Selain itu, kepala desa Penujak pun kini telah berganti sejak update terakhir. Saat ini kepala desa Penujak dijabat oleh Lalu Digjaya yang terpilih tahun lalu. Meskipun banyak perkembangan dalam hal pembangunan yang terjadi di Desa Penujak, namun sumber pendapatan dari sektor kerajinan gerabah justru masih terpuruk jika dibandingkan dengan satu dekade yang lalu. Keterpurukan yang berawal dari peristiwa bom Bali dulu masih belum bisa dibangkitkan lagi hingga sekarang. Hal ini terlihat dari banyaknya art shop yang menjual gerabah di desa Penujak yang tak terurus akibat sepinya pesanan. Akhirnya desa yang dulu selalu masuk kedalam agenda wisata setiap pelaku usaha perjalanan wisata yang beroperasi di pulau Lombok pun kini seperti terlupakan. Ditambah lagi kini, saat akses jalan ke bandara tidak melalui daerah sentra pengrajin gerbah di dusun Kangi, Adong maupun Toro yang berada di akses jalan utama untuk jalur menuju pantai Kute dulunya, kini tidak dilalui lagi oleh para wisatawan yang hendak ke kute. Akses daerah wisata yang melalui sentra gerabah di desa Penujak hanyalah akses ke pantai Selong Belanak yang masih belum begitu terdengar gaungnya di wisatawan asing. Dan akses jalan ke pantai Selong Belanak pun sekarang sudah bisa melalui jalur pantai Kute yang artinya wisatawan akan dapat menikmati pemandangan pantai selatan Pulau Lombok dari jalur tersebut.
Hal tersebut ditambah lagi dengan adanya sentra industri sejenis di Desa Banyumulek yang aksesnya lebih baik dan lebih mudah karena sekarang jalurnya berada di jalur utama dari bandara ke kawasan Senggigi. Permasalahan-permasalahan tersebut dijadikan satu dan perlahan-lahan mengikis keberadaan pengrajin gerabah di desa Penujak yang dulunya di dominasi oleh wanita paruh baya pada masa kejayaannya, dan kini para pengrajin gerabah tersebut sudah banyak yang telah meninggal dunia.
Terlepas dari itu semua, peran pemerintah daerah akan sangat krusial dalam menjaga warisan budaya di desa Penujak ini. Perbaikan akses jalan dan satu atau dua penunjuk arah di jalan by pass menuju bandara untuk mempromosikan desa Penujak sebagai sentra industri gerabah tentunya perlahan tapi pasti akan dapat mengembalikan masa-masa kejayaan industri gerabah desa Penujak yang namanya pernah mendunia.
Semoga.

Udah ah, itu dulu, ngantuk neh, abis sahur. Besok posting lagi kalau lagi galau... :-D